Selasa, 08 Oktober 2013

Kritik Novel "Sang Pemimpi" (karya : Andrea Hirata)

               Tema umum dari novel "Sang Pemimpi", yaitu : kemanusiaan. Yang dijelaskan tentang sisi lain dari perbuatan tokoh si Arai yang membantu Mak Cik Maryamah untuk memberikannya sebuah pekerjaan membuat roti. Tema khusus dari novel "Sang Pemimpi" tidak begitu jelas. Karena, didominasi oleh adanya tema umum yang berisi tentang kemanusiaan.
               Alur dari novel "Sang Pemimpi", yaitu : meloncat-loncat. Hal itu menyebabkan ketidaksinambungan cerita dari waktu, tokoh, dan isi cerita yang dibahas. Itu dibuktikan dengan adanya cerita pada paragraf pertama hingga ketiga masih berkesinambungan. Tetapi, mulai paragraf 4. Sudah tidak berkesinambungan. Di cerita paragraf pertama hingga paragraf ketiga. Tokoh Aku, Arai, dan Jimbron terlambat. Lalu, mereka dimarahi pak Mustar dan dikejar-kejar. Hingga akhirnya, mereka sampai di gudang milik nyonya Ho Pho dan bersembunyi. Lalu, disebutkan pada paragraf keempat tentang asal-usul si Arai. Itulah hal yang membuat cerita tidak berkesinambungan.
                Latar pada novel "Sang Pemimpi" masih ada hal yang kurang berkesinambungan. Hal itu terdapat pada latar waktu. Pada paragraf pertama menjelaskan waktu "senin pagi". Lalu, tidak menjelaskan waktu tokoh Arai, Aku, dan Jimbron dikejar-kejar dan bersembunyi. Kemudian, paragraf berikutnya menceritakan masa lalu si Arai. Dan paragraf berikutnya, menjelaskan waktu "sore hari" ketika tokoh Aku dan Arai bermain. Pada latar tempat, keseluruhannya sudah tepat dan saling menjelaskan. Jadi, masih dapat dimengerti.
                Sudut pandang dalam novel "Sang Pemimpi", yaitu : tokoh Aku atau pelaku utama serba tahu. Hal itu dijelaskan langsung oleh si pengarang melalui si tokoh utama yang menceritakan dirinya, si Arai, Jimbron, dan lainnya.
                Penokohan pada tokoh si Aku, yaitu : termasuk anak nakal dan selalu melakukan hal-hal nakal bersama si Arai dan Jimbron. Dan dijelaskan secara mendetail penokohan tokoh si Aku. Itu dibuktikan ketika si Aku bersama Arai dan Jimbron melakukan tindakan yang membuat pak Mustar marah dan mengejar mereka. Lalu, penokohan pada tokoh si Arai, yaitu : nakal, bandel, dan memiliki sifat tolong-menolong yang luar biasa. Sifat nakal dan bandel dibuktikan pada dikejar-kejar oleh pak Mustar yang marah. Dan sifat tolong-menolong yang tersebut, dibuktikan pada saat si Arai membantu Mak Cik Maryamah dengan memberikannya sebuah pekerjaan membuat roti. Kemudian, penokohan tentang tokoh si Jimbron tidak begitu jelas atau tidak begitu diketahui. Hal itu disebabkan karena yang lebih didominasi yaitu : karakter tokoh Aku dan Arai. Penokohan pak Mustar hanya menjelaskan pada sifat pemarah dan tidak menjelaskan sifat-sifat lainnya. Begitu pula nyonya Ho Pho dan Mak Cik Maryamah. Keduanya tidak begitu dijelaskan karakter sifatnya yang begitu luas atau terperinci.
                Amanat dalam novel "Sang Pemimpi", yaitu : "Lihatlah ke depan, berjuang dan berusaha mencapai apa yang kita inginkan. Walau masih dalam angan-angan. Wujudkan serta tolong-menolong tanpa berfikir negatif terhadap orang lain".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar