Selasa, 08 Oktober 2013

Analisis Puisi "Aku" (karya : Chairil Anwar)

"Aku"
Karya : Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
'Ku tak mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

              Tema dalam puisi "Aku" berisi tentang kehidupan sosial dan kemanusiaan. Dalam puisi tersebut, menceritakan penokohan tentang tokoh "Aku" yang jati dirinya adalah seseorang yang telah terbuang dari kumpulan masyarakat. Serta, si tokoh "Aku" menganggap bahwa ia adalah seseorang yang hina. Kemudian, jika ia mati. Ia berharap bahwa orang lain tak perlu menangisi kepergiannya. Dan ia akan mati dengan membawa luka hati serta luka fisik yang telah ia terima, pada saat bertahan melawan kehidupan.
              Rima dalam puisi "Aku", yaitu : bebas. Hal ini, terlihat dari akhiran kata pada larik pertama hingga ketiga belas. Pada larik pertama sampai larik keempat, berakhiran (-u). Untuk larik kelima dan enam, berakhiran (-ng). Larik tujuh dan delapan berakhiran (-u) dan (-ng). Selanjutnya, larik kesembilan hingga ketiga belas berakhiran (-i).
              Diksi dalam puisi "Aku" sangatlah tepat. Hal itu, dikarenakan pembaca dapat mengerti tentang apa yang dibahas dalam puisi tersebut. Dengan kata yang sederhana dan dapat membuat si pembaca berimajinasi.
              Puisi "Aku" memiliki amanat atau pesan bahwa : "Hidup itu penuh dengan perjuangan, sekalipun berat untuk dilakukan. Tetapi, kita harus berusaha dan bertahan melawan kerasnya hidup".
              Tujuan dari puisi "Aku", yaitu : "Mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan, seseorang harus bertahan melawan kesulitannya dan berusaha menjadi lebih baik".
              Bentuk puisi "Aku", yaitu : terdiri hanya 1 bait dan larik yang berjumlah 13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar